Berita

Pamekasan Lakukan Imunisasi Tambahan, Targetkan 53 Ribu Anak Demi Tekan Lonjakan Kasus Campak

628
×

Pamekasan Lakukan Imunisasi Tambahan, Targetkan 53 Ribu Anak Demi Tekan Lonjakan Kasus Campak

Sebarkan artikel ini
dr. Saifudin Kadinkes Pamekasan Saat Diwawancarai Wartawan. Foto: Istimewa

Pamekasan, locusjatim.com – Pemerintah Kabupaten Pamekasan resmi memulai program imunisasi tambahan bagi balita hingga anak usia sekolah. Langkah ini diambil setelah kasus campak kian merebak, sementara capaian imunisasi dinilai belum optimal.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan, dr. Saifuddin, mengungkapkan capaian imunisasi campak di wilayahnya baru berkisar 80–85 persen. Artinya, masih ada sekitar 20 persen anak yang belum mendapat perlindungan maksimal.

“Makanya ini yang kita diskusikan, kira-kira apa langkah berikutnya supaya masyarakat mau imunisasi. Kalau untuk fasilitas kesehatan kita siap, baik layanan pertama maupun rujukan. Tapi masalah mendasarnya ada pada cakupan imunisasi,” ujarnya, Jumat (13/9/2025).

Menurutnya, tantangan terbesar justru muncul di lingkungan pondok pesantren. Sebagian wali santri masih enggan anaknya diimunisasi dengan alasan khawatir efek samping maupun keraguan soal status halal.

“Sebetulnya kan status halalnya sudah jelas, efek sampingnya juga bisa dijelaskan. Tinggal apa sebenarnya alasan mereka tidak mau, itu yang akan kita jawab bersama,” tegas Saifuddin.

Ia menambahkan, Bupati Pamekasan telah menginstruksikan agar penanganan tidak hanya menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan. Seluruh elemen pemerintah, mulai camat, tokoh masyarakat, hingga pengasuh pesantren dilibatkan dalam sosialisasi. Bahkan Unicef menawarkan pelatihan komunikasi efektif agar pendekatan ke masyarakat lebih tepat sasaran.

Saifuddin menegaskan, Pamekasan kini menjadi daerah dengan kasus campak terbanyak kedua di Jawa Timur setelah Sumenep. Beberapa kasus kematian, kata dia, bukan hanya dipicu campak semata, melainkan juga faktor gizi buruk dan imunisasi yang tidak tuntas.

“Anak-anak kita harus diwaspadai, terutama gizi buruk. Jadi selain imunisasi, perhatian pada gizi juga harus lebih intensif,” tambahnya.

Program imunisasi tambahan kali ini menyasar sekitar 53 ribu anak usia 9 bulan hingga 15 tahun. Pelaksanaan dilakukan secara serentak di Posyandu, sekolah, dan fasilitas layanan kesehatan. Petugas juga akan memanfaatkan momen keramaian dengan dukungan penuh TNI dan Polri.

“Kita berangkat dari edukasi, pencegahan, pengobatan, hingga rehabilitasi. Tidak ada batasan untuk vaksin tambahan ini, semua balita yang sudah pernah vaksin campak pun akan tetap kita sisir supaya tidak ada yang lolos,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *