SURABAYA, locusjatim.com – Keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur (Jatim) tengah berduka atas wafatnya salah satu tokoh NU dan Ansor Jatim, Choirul Anam.
Mantan Ketua Perwakilan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur yang akrab disapa Cak Anam itu dikabarkan meninggal dunia pagi tadi, Senin (09/10/2023).
Ketua Majelis Alumni IPNU Jatim Muzammil Syafie mengatakan semasa hidup Choirul Anam juga sempat menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur serta Mantan Ketua Umum Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) Jawa Timur.
“Saya ikut berduka cita atas wafatnya beliau semoga diampunkannya segala dosanya diterima amal ibadahnya serta dimasukkan ke dalam surga-Nya bighoiri hisab amin,” ujarnya.
Ia menambahkan dalam menjalankan kepimipinan, Cak Anam bertanggung jawab penuh dan bisa disebut sebagai seorang pejuang NU dan ANSOR di zamannya.
“Saya pernah jadi Timnya ketika Konferensi ANSOR di Tuban dan serahi memimpin sidang-sidang dan dia terpilih sebagai Ketua PW GTP ANSOR Jatim dan saya sebagai Wakil Ketua bersama almarhum KH Farhan Lamongan,” tambahnya.
Tak hanya itu, pihaknya mengungkapkan ketika Kongres di Palembang, Choirul Anam juga dicalonkan oleh Jatim sebaga Bakal Calon (Bacalon) Ketua Umum yang kemudian berkontestasi dengan almarhum Iqbal Assegaf. Sayangnya, saat itu ia belum terpilih.
Kemudian, Cak Anam juga pernah mengharumkan nama PKB saat ia berhasil memenangkan kontestasi politik di Jatim pada Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 1999 dan bisa menjembatani para kader NU duduk di bangku Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim hingga ketua DPRD.
“Ketika NU menginginkan adanya saluran politik bagi Warga NU maka dibentuk Tim 5 dan Tim 9 di Jawa Timur salah satunya adalah sahabat Choirul Anam untuk mendirikan PKB di Jawa Timur kemudian mengantarkan sebagai Ketua DPW PKB Jawa Timur yang pertama,” jelasnya.
Lebih jauh Muzammil memaparkan sepak terjang Anam pada priode keduanya sebagai ketuag DPW PKB Jatim juga membawa kemenangan PKB dalam kontestasi politik pada pemilu selanjutnya di tahun 2004.
“Choirul Anam adalah Pejuang NU sejati yang banyak mengantarkan kader kader NU sebagai pemimpin di legislatif maupun eksekutif di Jawa Timur,” paparnya.
Meski telah wafat, kata Muzammil teman seperjuangannya itu telah banyak memberikan warisan dalam bentuk fisik seperti Graha Astranawa hingga Musium NU yang berada di Surabaya.
Sementara sebagai orang yang juga berkiprah dalam dunia jurnalistik Cak Anam meninggalkan kenangan dalam bentuk tulisan berbentuk buku hingga artikel-artikel yang dimuat di berbagai media.
Namun, saat menjabat sebagai Ketua Umum PKNU Anam belum berhasil membawa partai tersebut lolos di parliemen threshold. Yang kemudian mendorong kadernya untuk bermigrasi ke Partai Gerindera sampai sekarang.
“Sakitnya beliau sama sekali tidak menghalangi langkah perjuangannya dalam menyuarakan keadilan dan kebesaran Jamiyah NU,” ungkapnya.
Meski begitu, ia mengaku sangat kehilangan sosok tokoh NU tersebut dengan segala sepak terjang yang telah dilaluinya.
“Kita sangat kehilangan sosok Choirul Anam dan saya yakin beliau adalah orang baik dan Sholih, semoga diampuni segala dosa dosanya dan dimasukkan dalam surga-Nya bersama sang Maha Guru muassis NU hadrotus syeh KH Hasyim Asy`ary,” pungkasnya.