BeritaHeadline

Tragis! Diduga Perselingkuhan, Pria di Pegantenan Pamekasan Tewas Dibacok

1010
×

Tragis! Diduga Perselingkuhan, Pria di Pegantenan Pamekasan Tewas Dibacok

Sebarkan artikel ini
Pembacokan di Pamekasan
Korban pembacokan saat di amankan oleh warga. Foto: Istimewa

Pamekasan, locusjatim.com Seorang pria berinisial M (40), warga Desa Ambender, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan, tewas secara mengenaskan usai dibacok oleh S (43), pria yang masih satu desa dengannya, Rabu malam (23/7/2025).

Peristiwa berdarah ini diduga dipicu oleh persoalan asmara yang melibatkan ipar korban dan pelaku.

Kapolsek Pegantenan, IPTU H. Heri Siswanto, S.H., menjelaskan bahwa dugaan sementara menyebutkan adanya hubungan terlarang antara pelaku dan ipar korban, yang memicu emosi korban hingga berujung pada penyerangan.

“Korban mengetahui adanya dugaan hubungan antara pelaku dan iparnya, lalu mencari pelaku. Saat bertemu di jalan, korban lebih dulu menyerang dengan celurit, tapi pelaku berhasil menghindar. Selanjutnya pelaku lari mengambil celurit di rumahnya dan membalas. Saat korban berada di teras rumahnya, pelaku langsung membacok ke arah perut korban,” jelas IPTU Heri.

Akibat sabetan celurit itu, korban mengalami luka menganga sepanjang 32 sentimeter di bagian perut hingga isi perutnya terburai. Meninggal dunia seketika di lokasi kejadian.

Petugas gabungan dari Polsek Pegantenan dan Polres Pamekasan segera datang ke tempat kejadian setelah menerima laporan dari warga. Pelaku berhasil diamankan tanpa perlawanan di kediamannya, dan celurit yang digunakan sebagai barang bukti turut disita.

“Setelah mendapat laporan, kami bersama tim dari Polres Pamekasan langsung turun ke lokasi, mengamankan pelaku di rumahnya, dan menyita barang bukti berupa celurit yang digunakan dalam kejadian,” tambah IPTU Heri.

Hingga kini, pelaku masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Pamekasan. Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi untuk menguatkan kronologi kejadian.

Di akhir pernyataannya, IPTU Heri mengimbau agar masyarakat lebih bijak dalam menyikapi persoalan pribadi dan tidak mudah main hakim sendiri.

“Jangan iseng dengan istri orang, meskipun banyak perempuan di desa yang ditinggal suaminya merantau. Budaya kita di Madura ini keras. Kalau soal selingkuh, pelaku bisa langsung dihakimi bahkan dibunuh. Ini harus kita hentikan bersama,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *