BeritaHeadline

Rektor UIN KHAS Jember Tegaskan Karakter Jadi Pondasi Penting Profesionalisme Dosen

843
×

Rektor UIN KHAS Jember Tegaskan Karakter Jadi Pondasi Penting Profesionalisme Dosen

Sebarkan artikel ini
UIN KHAS Jember
Kegiatan In Service Course Peningkatan Kompetensi Dosen Pemula UIN KHAS Jember. Foto: Tim Humas UIN KHAS Jember. Foto: Istimewa

Jember, locusjatim.comRektor Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Prof. Hefni, menekankan pentingnya karakter sebagai pondasi utama dalam membangun profesionalisme dosen, terutama bagi para pendidik pemula.

Hal itu disampaikannya saat membuka kegiatan In Service Course Peningkatan Kompetensi Dosen Pemula (PKDP) Tahun 2025 yang digelar di Hotel Luminor Jember, Senin (21/7/2025).

Diketahui, acara tersebut diikuti oleh 347 peserta dari 26 perguruan tinggi di kawasan tapal kuda, yang meliputi Jember, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi. UIN KHAS Jember menjadi tuan rumah, sekaligus penyelenggara program penguatan kompetensi akademik dan etika profesi bagi dosen baru.

Dalam sambutannya, Prof. Hefni menyampaikan bahwa peran dosen tidak cukup hanya sebagai penyampai ilmu. Dosen juga bertanggung jawab dalam membentuk karakter mahasiswa, dan itu harus dimulai dari keteladanan pribadi sang dosen sendiri.

“Karakter adalah pondasi penting yang harus dibangun dengan baik,” tegas Prof. Hefni.

Ia mengingatkan, profesionalisme dosen harus tampak dari sikap transparan, terbuka dalam penyampaian materi, penilaian, hingga penegakan etika akademik. Transparansi itu, menurutnya, menjadi jembatan penting untuk membangun kepercayaan mahasiswa terhadap dosennya.

Dia menekankan, bahwa dosen harus bersikap terbuka dalam beberapa hal, seperti penyampaian materi kuliah hingga dalam memberikan nilai. Termasuk, dalam penegakan etika akademik dan membangun kepercayaan mahasiswa.

Tak hanya itu, Prof. Hefni juga menyoroti pentingnya kemampuan dosen dalam bersikap solutif di tengah berbagai tantangan dunia pendidikan. Ia menyayangkan jika masih ada pengajar yang hanya menambah masalah alih-alih memberi solusi.

“Banyak orang di dalam mendidik, di dalam mengajar, justru tidak solusif. Tidak memberikan solusi,” ujarnya.

Di hadapan ratusan dosen muda, Prof. Hefni menyampaikan pandangannya tentang realitas kehidupan yang penuh tantangan. Ia mengajak seluruh peserta untuk tidak menghindar dari masalah, tetapi menjadikannya sebagai bagian dari proses menjadi pendidik sejati.

Untuk menjawab tuntutan zaman, ia mendorong agar setiap dosen mampu mengembangkan proses pembelajaran yang meaningful* (bermakna), effective (efektif), dan joyful (menyenangkan). Dia menilai, pembelajaran yang menyenangkan akan lebih berdampak dan mendorong semangat mahasiswa untuk berkembang.

“Dosen juga harus memiliki energi untuk terus melakukan pengajaran, penelitian, dan pengabdian,” pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *