Pamekasan,locusjatim.com– Tahun ajaran baru 2025/2026 resmi dimulai pada Senin (14/07/2025) kemarin, bersamaan dengan dimulainya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di berbagai sekolah dasar.
Namun, SDN Jungcangcang 3 Pamekasan harus mengawali tahun pelajaran ini dengan kenyataan pahit, dengan hanya satu murid baru murni yang mendaftar.
Sekolah yang terletak di Jl. Segara ini bahkan hanya menambah tiga siswa secara keseluruhan, termasuk dua siswa pindahan (mutasi). Jumlah ini sangat jauh dari harapan, terlebih jika dibandingkan dengan tahun lalu yang masih mampu menjaring 12 siswa baru.
Kepala SDN Jungcangcang 3, Ahmad Muslim, S.Pd., mengaku telah melakukan berbagai cara untuk menarik minat masyarakat. Namun, persaingan antar sekolah di wilayah setempat cukup ketat dan menjadi tantangan tersendiri.
“Kami sudah berupaya mulai dari pemasangan banner, hingga pendekatan langsung kepada wali murid. Tapi mungkin karena persaingan sekolah dasar di sekitar sini cukup ketat,” ungkapnya.
Muslim menambahkan bahwa total siswa aktif dari kelas I hingga VI saat ini hanya berjumlah 51 orang. Meski kondisi sekolahnya kian terpinggirkan, ia tetap menaruh harapan bahwa tahun-tahun mendatang akan membawa perubahan positif.
Menanggapi fenomena tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh atas distribusi peserta didik.
Kabid Pembinaan SD, Taufik Hidayat, mengakui adanya ketimpangan antar sekolah yang berdampak pada pelayanan pendidikan. Disdikbud Pamekasan turut mencatat bahwa beberapa wilayah, terutama yang berbasis pesantren atau tidak mengikuti kalender pendidikan nasional, kerap menjadi titik rawan ketimpangan pendaftaran.
“Pada prinsipnya, sesuai konsep Kemendikbud, berapapun jumlah siswa harus tetap dilayani. Tapi ke depan tetap akan kami evaluasi, karena ini menyangkut banyak aspek ruang kelas, guru, dan lainnya,” jelas Taufik.
Ia juga menyoroti sekolah-sekolah lain yang justru kelebihan kapasitas. “Misalnya ada sekolah yang hanya bisa menampung 58 siswa, tapi terisi 60. Sementara ada sekolah yang cuma dapat satu siswa. Ini akan jadi bahan evaluasi kami ke depan,” tutupnya.