Berita

Wanita Difabel di Jember Tewas Terbakar

665
×

Wanita Difabel di Jember Tewas Terbakar

Sebarkan artikel ini
Kakak korban Ika (28) dan Imam Wahyudi (27) mengunjungi makam korban yang berada didekat rumahnya.
Kakak korban Ika (28) dan Imam Wahyudi (27) mengunjungi makam korban yang berada didekat rumahnya. (Foto:Rio/locusjatim.com)

LOCUSJATIM.COM, JEMBER – Wanita difabel bernama Adindasari (19) warga Dusun Gumuklimo, Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Tewas terbakar di dalam kamarnya pada Kamis (18/07/2024) dini hari.

Diketahui musibah kebakaran tersebut terjadi sekitar pukul 03.30 dini hari. Dan tak ada orang yang mengetahui kejadian tersebut, sehingga menyebabkan korban terjebak dan ikut terbakar.

Ibu kandung korban Siti Fatimah (48) mengatakan, korban tersebut memang tinggal di rumah kakek dan neneknya yang tidak jauh dari rumah Fatimah.

“Waktu umur 3 tahun saya tinggal merantau untuk mencari nafkah, karena ayahnya juga sudah meninggal. Jadi saya titipin ke ibu sampai dewasa ini. Kemudian saya pulang lagi tahun 2018 karena disuruh ibu,” ujarnya pada sejumlah wartawan saat dikonfirmasi di rumahnya Jum’at (19/04/2024).

“Rumah itu juga baru berdiri sekitar 2 tahun lalu saat orang tua saya masih ada. Kalau dulu (korban) ya tinggal sama saya satu rumah. Tapi saat itu neneknya bilang kesepian karena kakeknya sudah meninggal dulu. Sehingga meminta agar anak saya ini tinggal disana. Sampai neneknya juga meninggal bahkan sampai dia meninggal kemarin juga masih tinggal di rumah itu,” sambungnya.

Lanjut Fatimah, memang dari kecil korban mengalami cacat fisik dan keterbelakangan mental.

“Dari bayi memang kondisi fisiknya sudah seperti itu, bahkan sampai tidak bisa bicara. Untuk gejala awalnya dulu kejang-kejang waktu umur sekitar 4 harian. Dan baru ketahuan penyakit itu sekitar umur 3 tahun,” ungkapnya.

Fatimah juga mengatakan, meskipun ayah dan ibunya sudah meninggal (kakek dan nenek korban). Korban tetap tinggal di rumah tersebut.

“Jadi anak saya tetap tinggal di rumah ibu dan bapak saya itu, karena anak saya ini memiliki keterbelakangan mental jadi sering ngamuk dan merusak barang-barang gitu,” ungkapnya.

Kendati demikian, lanjut Fatimah, korban tetap mendapatkan perawatan dan perhatian dari pihak keluarga.

“Bibinya rutin ngasih makanan ke anak saya, bahkan kalau makan itu disuapin. Kalau malam juga memang diberi obat nyamuk, karena kan rumah itu dekat dengan kebun, jadi banyak nyamuknya,” ujarnya. .

Fatimah juga berharap agar tidak beredar kabar miring tentang kematian anaknya. Bahkan dia juga tidak ingin masyarakat berpikiran negatif tentang kejadian tersebut.

“Ini musibah, jadi tolong jangan berkata yang tidak-tidak. Saya terus terang juga terpukul dengan kejadian ini. Anak saya (korban) selama masih hidup masih kami rawat sebagaimana mestinya,” ungkapnya.

Terkait dengan kebakaran ini, lanjut Fatimah saat itu dirinya sedang tidur dirumahnya. Dirinya juga kaget dengan kejadian ini.

“Jadi waktu itu saya dibangunin oleh saudara saya, dan dikabari kalau terjadi kebakaran di rumah sana. Setelah itu saya langsung lari kesana, dan di sana warga sudah ramai menyirami api itu,” ujarnya.

Setelah itu, ujar Fatimah, dirinya langsung memanggil kakak korban yang bernama Imam Wahyudi (27) untuk meminta pertolongan.

“Saat saya balik lagi ke sana, jasad anak saya Dinda sudah dikeluarkan dari kamarnya. Kemudian jasadnya langsung di bawa menuju rumah saya untuk dirawat dan dimakamkan,” ulasnya.

Lanjut Fatimah, saat itu kondisi putri bungsu dari tiga bersaudara tersebut, sudah menghitam hangus terbakar dengan posisi terlentang.

“Waktu kebakaran itu anak saya Dinda sedang tertidur, karena dia difabel jadi tangan kirinya menekuk tidak bisa diluruskan. Memang untuk gerak maupun jalan juga susah,” ujarnya.

Menurut Fatimah, penyebab kebakaran tersebut karena obat nyamuk yang memang setiap malam dinyalakan.

“Kalau kebakaran itu karena obat nyamuk, memang obat nyamuk itu selalu dinyalakan. Karena kan disitu dekat dengan kebun jadi banyak nyamuknya,” ungkapnya.

Sementara itu Kanit Reskrim Polsek Rambipuji Bripka Bambang Febri mengatakan bahwa, kejadian kebakaran yang menewaskan seorang wanita difabel benar adanya.

“Korban bernama Adinda jenis kelamin perempuan (19) yang mana kondisi mental maupun fisiknya ada gangguan, yaitu gangguan kejiwaan dan cacat fisik,” ujar Bambang.

Lanjut Bambang, saat kebakaran tersebut terjadi, korban memang dalam posisi sendirian di dalam kamar rumah kakek dan neneknya.

“Pada saat kejadian, korban ini tinggal seorang diri di rumah neneknya. Dari penjelasan keluarga korban dulu memang neneknya yang merawat, namun setelah neneknya meninggal. Digantikan oleh bibinya yang merawat terkait dengan makan dan kebersihannya. Kerena memang kondisi fisik korban yang tidak memungkinkan untuk hidup normal,” ungkapnya.

Bambang juga mengatakan, setelah mengetahui korban tewas karena terbakar. Pihak keluarga langsung memakankan korban di TPU setempat.

“Pada saat ditemukan terbakar, keluarga korban mendapat kabar dari salah satu tetangga. Kemudian keluarga yang mengetahui anaknya yang sudah tewas akibat terbakar, langsung memakamkan jasadnya di TPU setempat,” ulasnya.

Terkait penyebab tewasnya korban, lanjut bambang, kepolisian masih menyelidiki lebih dalam lagi.

“Sampai saat ini petugas kepolisian maupun petugas terkait masih mendalami terkait penyebab tewasnya korban. Karena pada saat korban tewas, korban tersebut langsung dimakamkan sebelum petugas terkait mengetahui kejadian itu,” ujar Bambang.

Bambang juga mengatakan, olah TKP sudah dilakukan, tapi untuk hasil masih menunggu. Dirinya juga mengatakan, pihaknya juga berkoordinasi dengan Polres Jember terkait kejadian ini.

“Untuk proses selanjutnya, kita berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Jember. Tadi kami juga melakukan olah TKP bersama Tim Inafis Polres Jember, dan untuk hasilnya masih menunggu. Dugaan sementara terkait tewasnya korban masih kita dalami,” pungkas Bambang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *