LOCUSJATIM.COM, SUMENEP – Sumenep merupakan satu-satunya kabupaten yang telah diakui oleh dunia, sebagai kota dengan empu penghasil keris terbanyak. Maka tak heran, jika pusaka tersebut akhirnya menjadi sebuah ikon atau lambang dari Kabupaten Sumenep.
Terkenalnya keris dari Desa Aeng Tongtong Sumenep, diketahui tak hanya sebatas ranah lokal saja. Akan tetapi, telah berhasil merambah hingga pasar global. Para pecinta keris dari berbagai penjuru dunia, juga sering bertandang ke kota dengan julukan Bumi Sumekar ini, untuk menyaksikan koleksi-koleksi keris dan proses pembuatannya.
Tak bisa dipungkiri, Keris Aeng Tongtong memang memiliki keistimewaan tersendiri, yang terletak pada keindahan penataan pamornya. Hal itulah, yang berhasil menarik para peminat keris untuk mengoleksi karya masyarakat lokal tersebut.
Pamor indah nan mempesona yang diukir oleh para empu-empu itu, tak hanya sebatas ukiran semata. Akan tetapi, juga sarat akan makna dan legenda dari kehidupan para nenek moyang di Desa Aeng Tongtong.
Hal itulah yang membuat salah satu pusaka Sumenep tersebut, semakin menarik dan berhasil mencuri perhatian masyarakat umum, bahkan masyhur hingga mancanegara.
Kepala Desa Aeng Tongtong Hadi Sudirfan mengaku keris yang dibuat oleh empu atau pengrajin di desa itu, menyesuaikan dengan pakem keris lama, yang bentuk dapurnya disesuaikan.
Tak sampai disitu, keahilan para empu di desa setempat memang patut diacungi jempol. Pasalnya, selain membuat keris dengan pakem lama, mereka juga mampu menyelesaikan pembuat keris kontemporer, yang dipadukan dengan ide-ide kreatif pemesan.
“Kalau keris Madura ya keris Madura, keris Jawa, keris Jawa, seperti itu. Jadi keris yang dihasilkan di Desa Aengtongtong ini, tentunya menyesuaikan dengan Pakem yang ada. Kalau memang itu keris kontemporer di luar pakem menyesuaikan dengan ide-ide kreatif dari teman-teman Empu atau pengrajin yaitu beda lagi seperti itu,” jelasnya.
Lebih jauh, ia mengungkapkan perpaduan keindahan ukiran dan keahlian para empu, membuat keris Aeng Tongtong berhasil menembus pasar luar negeri. Hingga saat ini, diketahui banyak pelancong dari mancanegara yang bertandang untuk memborong keris karya empu Aeng Tongtong.
“Alhamdulillah untuk pemasaran keris Aengtongtong sendiri sampai saat ini sudah masuk ke mancanegara. Ada tiga, tiga negara yang lumayan banyak pengusahanya salah satunya adalah Malaysia kemudian Singapura dan Thailand,” ujarnya.
Masyhurnya pesona pusaka Sumenep itu, juga terlihat dari banyaknya jumlah pesanan yang diterima para pengrajin keris di Desa Aeng Tongtong. Bahkan, dalam kurun waktu satu bulan, pemesanannya bisa menembus angka hingga 1000 keris.
Kendati demikian, hal itu bisa teratasi dengan jumlah empu di Desa Aeng Tongtong juga mencapai ratusan, tepatnya 446 orang. 440 empu laki-laki dan enam empu perempuan. Ratusan empu itu, lanjutnya bisa memproduksi banyak keris setiap hari, baik yang dikerjakan secara perorangan di rumah masing-masing maupun kolektif.
“Ada pemesanan khusus memang dari luar negeri itu sekalinya mesan keris ini jumlahnya sangat banyak, minim 300 keris 500 bahkan 1000 keris, ini harus selesai dalam kurun waktu tertentu misal satu bulan atau dua bulan seperti itu,” tambahnya.
Selain fokus pada jumlah produksi dan pemasaran keris, masyarakat Aeng Tongtong juga memiliki kesadaran tinggi untuk terus merawat warisan nenek moyang itu, salah satunya dengan melakukan regenerasi empu sedini mungkin.
“Kalau dalam hal melestarikan budaya keris secara otomatis masyarakat atau pengrajin kris di sini, mengajarkan kepada putra-putrinya untuk membuat keris, bahkan di sini dimulai dari sejak usia dini seperti SD SMP terus SMA. Jadi sepulang dari sekolahnya masing-masing mereka diajari bagaimana cara membuat keris yang benar dan baik. Jadi terciptalah regenerasi secara otomatis dalam kalangan keluarga pengrajin tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo menyatakan, bagi masyarakat yang berkunjung ke Bumi Sumekar maka perjalanannya belum dikatakan lengkap, jika tidak berkunjung ke Desa Aeng Tongtong, untuk menyaksikan secara detail, setiap proses pembuatan keris, mulai awal hingga akhir.
Selain itu, kata dia, masyarakat harus bangga bahwa Sumenep menjadi satu-satunya kabupaten yang memiliki desa wisata keris dan telah diakui oleh dunia.
Dirinya juga mengajak seluruh pihak, untuk ikut serta mengenalkan dan melestarikan pusaka keris yang menjadi ikon Kabupaten Sumenep tersebut.
“Tentunya harus berbangga. Saya rasa, masyarakat Indonesia perlu untuk berkunjung ke sini, karena ini menjadi satu-satunya desa wisata keris dan telah diakui oleh dunia. Maka dari itu, harus dilestarikan dan dijaga,” tukasnya.