Final Liga Champions 2025 yang mempertemukan Inter Milan melawan Paris Saint-Germain (PSG) bukan sekadar duel taktik dua pelatih hebat, tapi juga menyimpan daya tarik dari sisi mitos dan sejarah.
Menariknya, partai puncak musim ini akan digelar di Allianz Arena, kandang Bayern Munchen. Secara mitos, stadion ini kerap melahirkan juara baru, atau klub yang belum pernah mengangkat trofi sebelumnya.
Jika mitos ini terus berulang, maka PSG bisa menjadi kandidat kuat untuk meraih gelar pertamanya di ajang ini.
Namun, di sisi lain, sejarah Liga Champions juga mencatat satu pola menarik: tim yang mampu mengalahkan Barcelona di fase gugur biasanya melaju hingga menjadi juara.
Inter Milan memenuhi kriteria ini setelah menyingkirkan Blaugrana dengan permainan disiplin dan efisien di semifinal.
Dengan dua narasi besar ini — mitos Allianz Arena yang berpihak pada calon juara baru dan sejarah kemenangan atas Barcelona sebagai pertanda sukses — maka final ini menjadi ajang pertarungan antara dua kekuatan simbolik.
PSG membawa harapan akan pecahnya rekor gelar pertama, sementara Inter Milan membawa beban sejarah yang menjanjikan.
Final ini bukan hanya soal sepak bola indah, tapi juga benturan takdir. Akankah PSG mencatat sejarah baru atau Inter Milan membuktikan bahwa sejarah masih lebih kuat dari mitos?
Jawabannya akan terungkap di Allianz Arena. Yang pasti, duel ini layak dinanti sebagai final yang sarat emosi, strategi, dan tentu saja — cerita besar yang akan dikenang.