Entertainment

Secarik Kertas di Dunia Sihir dalam Novel The Paper Magician karya Charlie N. Holmberg

156
×

Secarik Kertas di Dunia Sihir dalam Novel The Paper Magician karya Charlie N. Holmberg

Sebarkan artikel ini
IMG 20230918 182032
Novel The Paper Magician karya Charlie N. Holmberg (Foto : Rezki)

Locusjatim.com – Kertas bagi sebagian orang mungkin hanya hal remeh temeh yang fungsinya tidak lebih dari tempat menulis semata. Tapi, di dunia sihir secarik kertas ternyata bisa memberi nafas untuk kehidupan.

Seperti yang terjadi dalam novel dengan genre fantasi karya Charlie N. Holmberg yang berjudul “The Paper Magician”.

Novel ini menceritakan tentang penyihir kertas yang jumlahnya sangat amat sedikit.

Minimnya jumlah mereka membuat Ceony Twill lulusan terbaik sekolah sihir Tagis Praff School terpaksa memilih kertas sebagai material keahliannya.

Untuk menjadi seorang penyihir, Ceony harus terlebih dahulu menjalani masa magang bersama penyihir kertas senior bernama Emery Thane.

Meski berat hati, Ceony tetap menerimanya, sebab jika tak mau, ia justru tidak akan pernah menjadi penyihir sama sekali dan segala usaha yang telah ia lakukan sia-sia belaka.

Namun, belum lama ia menjalani masa magang, jantung Thane dicuri oleh penyihir lain.

Berbekal tekad kuat untuk menjadi penyihir Ceony mengejar pencuri itu meski dengan persiapan yang ala kadarnya demi menyelamatkan jantung sang mentor. 

Bila biasanya dunia sihir menunjukan kekuatan sihirnya langsung dari si penyihir ke objek yang diinginkan, seperti mengubah batu menjadi baju atau menerbangkan kursi tanpa menyentuh, di novel ini penulis tidak menyuguhkan hal itu.

Semua penyihir dalam novel ini terikat dengan benda-benda buatan manusia, seperti besi, karet, kaca hingga kertas.

Lalu, ketika mereka sudah terikat pada satu benda, maka mereka hanya bisa menggunakan sihir melalui benda-benda tersebut.

Kelihatannya seperti membatasi, tetapi ternyata masih banyak hal menakjubkan yang bisa para penyihir itu lakukan, termasuk penyihir kertas yang material sihirnya dianggap paling tidak berguna dan lemah oleh banyak orang.

Alasan itu pula lah yang membuat Ceony si calon penyihir muda itu kesal saat gurunya meminta dia menjadi pengendali kertas.

Menurutnya kertas memang tidak punya kekuatan hebat apa lagi luar biasa, sangat berbeda dengan material lain yang sudah kokoh bahkan sebelum ditambahi sihir.

Mungkin sebagain orang juga berpikir begitu, apalagi di dunia sihir yang pasti penuh dengan hal-hal hebat di luar nalar.

Meski begitu, lewat pengejaran yang Ceony lakukan, penulis bisa mengubah persepsi tentang kertas, tidak hanya untuk Ceony tetapi juga untuk pembacanya.

Pembaca seolah kembali diingatkan bahwa setiap hal memiliki kekuatan masing-masing dan dalam beberapa keadaan hal itu bahkan berguna untuk menyelamatkan kehidupan, tergantung dengan bagaimana menerima dan memanfaatkannya.

“Kertas lebih dari sekedar pohon yang dipotong dengan gergaji mesin.” The Paper Magician, 37-38.

Selain itu, novel ini cocok untuk dibaca pecinta origami, karena setiap sihir yang dilakukan oleh penyihir kertas sangat amat berhubungan dengan seni melipat kertas.

Karya-karya yang mereka buat pun cukup familiar untuk kebanyakan orang, yang membuat pembaca bisa bernostalgia masa kecil saat masih bermain pesawat-pesawatan atau kapal-kapalan dari kertas.

Sayangnya, novel dengan tebal 277 halaman ini memiliki alur cukup lambat yang membuatnya sedikit membosankan. 

Walau begitu, petualangan tokoh utamanya tetap menarik untuk diikiti sebab banyak sekali pelajaran-pelajaran hidup yang bisa dijadikan pembelajaran dalam mengambil tindakan di kehidupan sehari-hari. []

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *