LOCUSJATIM.COM, JEMBER – Pimpinan Yayasan Pondok Pesantren Al-Ghofilin Jember, Muhammad Jaddin Wajad atau akrab disapa Gus Jaddin secara resmi akan mendaftar sebagai Bakal Calon Bupati (Bacabup) Jember pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 lewat jalur independen.
Putra bungsu almarhum KH Muhammad Farid Wajdi itu menyebut, untuk maju pilkada melalui jalur independen dirinya harus memenuhi persyaratan dari KPU Jember, salah satunya adalah mendapat dukungan dari 10% jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT).
“Nah kalau persyaratan itu kita tidak dapat kita penuhi, nanti akan ada konsekuensi. Kalau info yang saya peroleh dari tim yaitu, dari 1 data yang tidak dapat dipenuhi, kita harus mengganti sebanyak 10 data lagi. Tentunya aplikasi ini juga bekerja untuk meminimalisir hal ini,” tambahnya.
Oleh sebab itu, untuk memuluskan rencananya, Gus Jaddin mengaku telah mempersiapkan tim IT khusus yang akan membantunya untuk melakukan input data dari kurang lebih 130.000 orang pendukung, yang berhasil ia peroleh.
Nantinya, lanjut Gus Jaddin tim IT tersebut akan menyiapkan sebuah program yang dirancang khusus untuk merapikan data dari KTP para pendukung tersebut, sehingga mengurangi kesalahan input saat melakukan pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat.
“Jadi memang sengaja, kami siapkan tim IT yang merancang program khusus untuk menginput data dari para pendukung kami. Tujuannya, agar data tersebut bisa dirapikan dan tidak terjadi kesalahan, seperti misalnya data kembar dan lain sebagainya,” seru Gus Jaddin pada wartawan, Kamis (09/05/2024) sore.
Cucu dari almarhum KH Achmad Siddiq itu menjelaskan, selain mempermudah input data, program dalam bentuk aplikasi khusus itu memiliki keunggulan menginput data secara cepat dan memilah data agar tidak terjadi problem seperti data kembar, saat proses pendaftaran.
“Jadi apabila ada data kembar yang dimasukkan, otomatis langsung tertolak. Disamping itu juga ada keunggulan tersendiri pada aplikasi ini, data yang dimasukkan bisa lebih cepat daripada kita input secara manual yang membutuhkan waktu berbulan-bulan,” jelasnya.
Ia menyadari, keberagaman dukungan memang berpotensi melahirkan data kembar. Oleh sebab itu pula, ia memastikan ada aplikasi khusus yang akan membantunya menghindari hal-hal tersebut saat maju pilkada melalui jalur independen.
Dirinya mengungkapkan, sebelum dimasukan ke aplikasi tersebut data pendukung yang ia peroleh mencapai angka 150.000 dukungan. Lalu setelah semua data terinput, ada lebih dari 30.000 data terdeteksi kembar.
“Partisipasi seseorang dalam mendukung itu kan bervariatif, ada yang memberikan ratusan bahkan ribuan dukungan. Nah disitu kan rawan sekali data yang kembar, maka disinilah aplikasi tersebut akan bekerja dan menjadikannya lebih efisien,” beber Gus Jaddin.
Kemudian, kata dia ketika semua data pendukung yang ia peroleh berhasil diinput, barulah data-data itu diserahkan ke pihak KPU.
“Jadi nanti setelah kita compare di aplikasi, kita seleksi bersama dan kita pastikan tidak ada lagi kesalahan data, disitulah kita akan menyerahkan data-data tersebut pada KPU. Meski sudah cepat, karena data kita ini sangat banyak, jadi ya tetap butuh waktu meskipun sudah pakai aplikasi ini,” sambungnya.
Kendati menyiapkan tim IT propesional, Gus Jaddin mengungkapkan dirinya hanya mengeluarkan sedikit biaya untuk oprasional, sebab tim IT itu merupakan salah seorang santri dan jamaah dari Ponpes Al-Ghofilin yang selama ini dipimpin olehnya.
“Kita tahu, biaya untuk jasa tim IT ini sangat mahal sekali, tapi alhamdulillah karena hubungan emosional, dan kebetulan beliau ini adalah santri kami, jadi tidak ada biaya sama sekali untuk jasa yang dikeluarkan tim IT saya ini. Tapi ya tetap, ada biaya untuk operasional saja, tapi itu tidak membebani kami,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan tim IT yang membantunya itu pernah ikut andil dalam pembuatan aplikasi-aplikasi besar yang biasa digunakan masyarakat selama ini.
“Jadi dia ini juga menjadi salah satu tim yang merancang aplikasi pemesanan tiket kereta api (Access by KAI). Dia juga merancang aplikasi belanja online yang sudah familiar dengan kita sehari-hari,” tutupnya.