Berita

Festival Mangrove, Ikhtiar Pemkab Sumenep Jaga Lingkungan

316
×

Festival Mangrove, Ikhtiar Pemkab Sumenep Jaga Lingkungan

Sebarkan artikel ini
20231226 231340 0000
Penanaman bibit mangrove saat Festival Mangrove di Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep (Foto: Istimewa)

LOCUSJATIM.COM, SUMENEP – Festival Mangrove yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep di Kecamatan Kalianget, Selasa (26/12/2023) merupakan bentuk ikhtiar atau upaya untuk menjaga lingkungan alam sekitar.

Wakil Bupati Sumenep Dewi Khalifah mengatakan penanaman mangrove di Kecamatan Kalianget ini merupakan kampanye lingkungan sekaligus menghindari abrasi dan gelombang tinggi yang bisa meyebabkan kerusakan alam.

“Festival Mangrove ini juga menjadi kampanye lingkungan dalam upaya menciptakan blue karbon atau karbun biru pada ekosistem mengrove,” ujarnya saat memberi sambutan.

Dirinya menyampaikan, dalam festival ini pihaknya telah menyiapkan 21.000 bibit untuk di tanam di 40 desa pesisir kecamatan daratan di Sumenep.

Melalui Festival Mangrove itu, ia berharap masyarakat bisa terus beradaptasi terhadap perubahan iklim.

“Masyarakat diimbau agar selalu menjaga kebersihan lingkungan diantaranya tidak membuang sampah sembarangan,” ucapnya.

Perempuan yang akrab disapa Nyai Eva itu mengungkapkan Kabupaten Sumenep beberapa wilayah hutan mangrove yang tersebar di beberapa daerah baik daratan maupun kepulauan.

Lebih rinci ia menyebut daerah-daerah yang memiliki hutan mangrove diantaranya ada kepulauan Arjasa 18.209 hektar, Pulau Kangean 82.000 hektar, Pulau Sepanjang 3.571 hektar, Pulau Sekampar Besar 206 hektar, Pulau Sekampar Kecil 186 hektar, Pulau Saubi 484 hektar dan beberapa hektar lain di pulau-pulau dan daratan lain di Sumenep.

“Artinya terdapat banyak luasan hutan mangrove di sepanjang pesisir laut pantai Sumenep. Dan ini juga perlu kita rawat bersama-sama agar fungsinya tidak rusak karena dialihfungsikan atau karena faktor alam,” jelasnya.

Selain itu, dirinya memaparkan sudah ada kegiatan yang terinisiasi dari mangrove yakni mengekstrak daun mangrove hingga 22 warna.

“Alhamdulillah beberapa pencinta batik dan pengrajin batik di Kabupaten Sumenep telah berhasil mengekstrak hampir 22 warna dari daun mangrove mudah-mudahan ini nanti bisa masuk buku besar dan perbendaharaan untuk para pecinta batik dan pengrajin batik dan mudah-mudahan ekstrak ini nanti bisa ditularkan ke daerah-daerah mangrove yang lain,” paparnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang turut hadir dalam festival tersebut mengatakan kegiatan penanaman mangrove ini bisa menjadi sedekah oksigen.

“Itu yang saya sebut ini bagian dari sedekab oksigen, akan menjadi sedekah oksigen kalau setelah tanam dipelihara, kalau setelah tanam tidak dipelihara yang gak jadi apa-apa,” tuturnya.

Orang nomor satu di Jawa Timur itu menambahkan melakukan penanaman seperti mangrove bisa dilakukan setiap saat dan tidak perlu menunggu waktu khusus.

Sebab kata dia, dirinya beberapa waktu terakhir juga sudah melaksanakan hal tersebut. Ia menyebut pada tanggal 24 Desember 2023 lalu dirinya menanam pohon cemara di ketinggian 1500 mdpl di Cangar.

“Kemarin tanggal 25-nya saya juga kembali menanam mangrove di Kraksan Probolinggo. Hari ini kembali menanam mangrove di kalianget. Artinya apa? menanam itu tidak pakai menunggu hari apa9 hari apa. Setiap hari kalau bisa menanam, menanam!” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *